Rabu, 03 April 2019

3 Game Online Multiplayer Terbaru 2019 yang Seru Buat Dimainkan!

Video game berbasis online terus menjadi kekuatan yang diperhitungkan di industri. Bahkan dalam beberapa tahun terakhir, sejumlah game yang awalnya berangkat dari seri single-player campaign, mulai beralih ke multiplayer online.
Ini dilakukan demi mengikuti hype yang sedang berlangsung, yang mana itu nampaknya masih akan berlanjut di tahun 2019 ini. Menariknya, berbagai game online terbaru di 2019, mayoritas tidak mengikuti tren battle-royale atau MOBA yang fenomenal – dan lebih memilih untuk mengeksplorasi genre serta konsep baru. Berikut 7 di antaranya!

1. Anthem



Judul baru BioWare semenjak Dragon Age di tahun 2009 adalah Anthem – yang merupakan game multiplayer online RPG (Role Playing Game) yang telah dirilis pada 22 Februari 2019. Ditenagai oleh engine Frostbite, Anthem menawarkan dunia fantasi yang indah, bersama dengan kemampuan untuk menjadi ‘superhero’ di dalamnya – via armor terbang yang disebut Javelins.
Melalui Anthem, BioWare berusaha untuk memberikan pengalaman aksi RPG berbasis kerja sama yang menarik dan replayable. Di sini pemain bisa berburu loot dan mengkustomisasi Javelins secara estetika maupun fungsionalitas.

2. Apex Legends



Mengikuti langkah marketing yang sama seperti yang Netflix lakukan terhadap Cloverfield Paradox, Apex Legends diumumkan dan dirilis secara tiba-tiba. Dikembangkan oleh Respawn Entertainment, Apex Legends merupakan game battle-royale FPS berbasis skuad yang berlatar di semesta yang sama seperti seri Titanfall.
Apex Legends tidak dirilis dengan banderol apapun, alias free-to-play. Karakter pada Apex Legends juga dibuat beragam dengan class dan skill yang berbeda-beda. Apex Legends seakan menjadi perpaduan antara Overwatch dengan perspektif kamera dan tipe karakternya, serta Fortnite dengan gaya visual dan jenis dunianya.

3. Tom Clancy’s: The Division 2


windowscentral.com
Tiga minggu setelah perilisan Anthem, Ubisoft dijadwalkan untuk merilis sekuel dari The Division yang dirilis pada 2016 silam. Sebelumnya, The Division merupakan game multiplayer online yang fantastis, terlepas dari kontroversi terkait downgrade visual yang mengecewakan banyak pemain.
Nah, di sekuelnya kali ini, Ubisoft siap untuk memperbaiki itu semua dengan meningkatkan kuantitas dan kualitas konten. Dengan latar baru yaitu Washington DC, The Division 2 juga membawa pembaruan dengan mode PvE yang kini mencakup 8 pemain. Tak hanya itu saja, sistem PvP juga telah dirombak dan kualitas musuh yang dihadirkan, juga dibuat lebih realistis berkat AI (Artificial Intelligence) yang lebih tangguh.



SOSIAL BUDAYA


Pengertian sosial budaya
Sosial budaya terdiri dari dua kata yaitu sosial dan budaya. Sosial berarti segala sesuatu yang berhubungan dengan masyarakat sekitar.  Sedangkan budaya berasal dari kata bodhya yang artinya pikiran dan akal budi. Budaya juga diartikan sebagai segala hal yang dibuat manusia berdasarkan pikiran dan akal budinya yang mengandung cinta dan rasa.  Jadi kesimpulannya adalah sosial budaya merupakan segala hal yang di ciptakan manusia dengan pikiran dan budinya dalam kehidupan bermasyarakat.
Pengertian sosial budaya menurut para ahli
  • Andreas Eppink: sosial budaya atau kebudayaan adalah segala sesuatu atau tata nilai yang berlaku dalam sebuah masyarakat yang menjadi ciri khas dari masyarakat tersebut.
  • Burnett : kebudayaan adalah keseluruhan berupa kesenian, adat istiadat, moral, hukum, pengetahuan, kepercayaan dan kemampuan olah pikir dalam bentuk lain yang didapatkan seseorang sebagai anggota masyarakat dan keseluruhan bersifat kompleks.
Sosial budaya dapat memberikan dampak- dampak tersendiri bagi bagi masyarakat sekitar. Dampak ini dapat berupa positif dan negatif. Dampak positifnya bisa berupa:
  1. Sebagai pedoman dalam hubungan antara manusia dengan komunitas atau kelompoknya.
  2. Sebagai simbol pembeda antara manusia dengan binatang.
  3. Sebagai petunjuk atau tata cara tentang bagaimana manusia harus berperilaku dalam kehidupan sosialnya.
  4. Sebagai modal dan dasar dalam pembangunan kehidupan manusia.
  5. Sebagai suatu ciri khas setiap kelompok manusia.
Sementara dampak negatifnya adalah:
  1. Menimbulkan kerusakan lingkungan dan kelangsungan ekosistem alam.
  2. Mengakibatkan adanya kesenjangan sosial yang kemudian menjadi penyebab munculnya penyakit-penyakit sosial, termasuknya tingginya tingkat kriminalitas.
  3. Mengurangi bahkan dapat menghilangkan ikatan batin dan moral yang biasanya dekat dalam hubungan sosial antar masyarakat.
Jadi, terciptanya sebuah kebudayaan atau sosial budaya di masyarakat dikarenakan oleh interaksi antar manusia dengan alam sekitarnya. Sehingga kita seharusnya menjaga dan melestarikan kebudayaan yang sudah lama kita pertahankan.

5 Faktor penyebab guru sekolah swasta kurang inovatif dan berkembang



Di sekolah swasta yang sehat, maju dan progresif, perbincangan bagaimana mengembangkan kapasitas, potensi dan kompetensi guru adalah menu sehari hari kepala sekolah dan yayasan pengelola. Dalam kenyataan nya belum semua sekolah swasta menyadari bahwa seorang guru adalah aset. Dibawah ini adalah hal yang masih ditemukan di sekolah swasta, kurang lebih menjadi penyebab guru kurang berkembang dan mampu berinovasi.
1.Cara pandang pengelola (yayasan) yang masih konvensional.Membangun dan membuat sekolah memang bisa dijadikan bisnis yang menggiurkan namun hanya jika kepercayaan masyarakat sudah didapatkan. Mengelola sekolah pastinya menggunakan prinsip bisnis agar tujuannya visi dan misi sekolah bisa terwujud. Meraih kepercayaan masyarakat bisa dengan cara yang mudah, cukup berikan paket penawaran masuk sekolah yang bersaing dengan sekolah sejenis dijamin orang tua siswa akan berbondong bondong masuk. Namun situasi akan jadi lain jika saat sudah menyekolahkan anaknya, orang tua siswa melihat dan merasakan pengelolaan yang seadanya dan guru anaknya yang gelisah dan tak punya passion. Cara terbaik dalam meraih kepercayaan masyarakat adalah dengan berdayakan guru sebisanya dan semampu yayasan.
2.Guru masih dianggap sama seperti ‘pekerja biasa’ atau bahkan ‘buruh’.Terbukti dari kebijakan-kebijakan yang terkadang menghantam harga diri guru sedemikian rupa. Misalnya:
  • pengurangan gaji (denda) jika terlambat atau tidak masuk (selain sakit), sakit pun akan dipertanyakan jika surat dokter tidak tersedia.
  • Perekrutan guru yang dicari guru yang mau dibayar semurah mungkin, sekolah bahkan tidak punya standar bagaimana semestinya menggaji guru, dia yang mau dibayar murah dia yang direkrut.
  • Angka turn over (keluar masuk) guru yang tidak menjadi perhatian pengelola sekolah. Semua berasal dari sistem perekrutan, guru yang mengiyakan saja dibayar murah bahkan lebih rendah dari UMR akan berpikir ulang untuk bertahan. Buat tipe guru seperti ini menjadi guru adalah batu loncatan. Keterlaluan kita jika berharap kreativitas dan inovasi dari tipe guru seperti ini. Upaya pelatihan dan peningkatan kompetensi guru pun jadi sia sia dikarenakan angka keluar masuk staf yang tinggi. Ujungnya kepala sekolah yang kerepotan karena tiap tahun ajaran team nya berganti.
Memang di banyak tempat kerja adalah sebuah kewajaran dalam meminta bukti bahwa seorang karyawan tidak masuk atau menghukum karyawan yang terlambat dengan denda. Berbeda dengan di tempat kerja lain, di sekolah memerlukan niat baik, suasana positif dan displin yang asalnya dari dalam diri sendiri dan bukan dari paksaan. Berikan tanggung jawab dan kepercayaan penuh pada kepala sekolah untuk mengelola disiplin staff nya. Jika yayasan turun langsung mengelola disiplin guru hanya akan menghasilkan keributan, perselisihan serta konflik yang tidak perlu.
3.Belum menganggap penting sebuah pelatihan. Pelatihan ada, namun yang diundang adalah semata motivator atau pihak Dinas Pendidikan. Mengundang keduanya bukan ide yang buruk, namun hampir di semua sekolah yang saya pernah kunjungi sampai di pedalaman sekalipun, guru sadar akan tanggung jawab dan semua keseruan (susah dan senang) dibalik profesinya sebagai pendidik. Guru juga sudah sadar betul bahwa semua Permendiknas mengenai ini dan itu dengan mudahnya sekarang di googling (dicari di Google) untuk kemudian diresapi dan dijadikan dasar tindakan dalam praktek keseharian sebagai pengajar. Sebagai profesional guru lebih memerlukan fasilitator pelatihan yang menguasai praktek lapangan dan bukan hanya menyemangati guru habis-habisnya dengan yel yel, teriakan semangat serta cucuran air mata kemudian esoknya guru akan sama lagi cara mengajarnya. Guru lebih perlu teknik, trik, strategi serta pendekatan aplikatif yang membantunya menjawab kebutuhannya di lapangan. Bersikap menye-menye soal profesi guru hanya akan membuat guru bersemangat dan terharu pada saat itu saja lainnya tidak.
4.Sekolah swasta yang sudah sadar akan pentingnya pelatihan pun mesti waspada. Dikarenakan guru yang sudah bersemangat bersedia berinovasi dan berkembang memerlukan ‘tempat bermain’ atau otonomi yang lebih luas untuk melakukan perubahan. Bayangkan jika sekolah sudah menganggarkan mendatangkan pelatih dan mengadakan pelatihan kemudian guru banyak dapatkan manfaat namun terbentur dengan sikap manajemen dan pengelola yang belum memungkinkan inovasi dan perubahan. Maka yang terjadi adalah rasa frustasi yang berkepanjangan. Untuk apa yayasan pengelola sekolah selalu bertujuan memuaskan orang tua siswa (zero complain) lewat sarpras (sarana dan prasarana) namun guru gurunya terkekang dan tak tahu mesti mulai berinovasi dari mana. Peran kepala sekolah dan manajemen pun seperti tak ada. Mereka dianggap guru hanya sebagai wayang nya dari yayasan. Ciri sekolah seperti ini semua perintah inovasi datangnya selalu dari atas (dari yayasan) yang biasanya perintah inovasi datang karena masukan dari orang tua siswa. Bahkan saking kompleksnya pola komunikasi, yayasan sering tidak sadar bahwa banyak masukan dari orang tua siswa asalnya dari guru gurunya juga. Uniknya jika sarannya disampaikan oleh orang tua siswa maka yayasan langsung mewujudkannya. Tak heran guru yang inovatif jadi sering titip pesan pada orang tua siswa kelasnya mengenai usulan perbaikan di sekolah.
5.Kurangnya rasa percaya pihak yayasan pada pengelola/pemimpin sekolah, atau bisa terjadi sebaliknya yayasan terlalu percaya. Jika rasa percaya tidak ada maka hal yang akan terjadi adalah gejala micromanaging atau terlalu perhatian pada hal hal yang kecil. Kepala sekolah akan kerepotan karena wewenang nya sering dipotong atas nama membantu atau perhatian dan keinginan yayasan untuk ingin segera selesaikan masalah. Rasa percaya serta rasa khawatir terhadap sebuah masalah sebenarnya bisa dan sangat mungkin dikomunikasikan. Terlalu percaya kepada kepala sekolah pun tidak sehat, karena sebagai pemimpin di sekolah mereka akan tetap memerlukan pendampingan. Buatlah pertemuan yang terjadwal antara yayasan dan sekolah, dijamin komunikasi akan sehat dan pengelolaan akan makin profesional.
Faktor faktor diatas adalah landasan mengapa pengelola sekolah (yayasan) perlu ubah cara pandang, dari memperkerjakan guru menjadi mengembangkan guru. Cara pandang pengelola mestinya sudah berubah dari mencari guru yang mau dibayar seminim mungkin menjadi mencari guru yang bersedia dikembangkan kemampuan atau profesionalitasnya.